USTAD WIJAYANTO HADIRI PENGAJIAN DI LAPAS KLAS I MALANG
Foto Team Creative Juni 2018
Dalam Rangka Halal bihalal Lapas klas I Malang dan dengan berlalunya bulan suci Ramadan yang
sebulan penuh kita melaksanakan ibadah puasa, serta dilanjutkan dengan
kunjungan silaturahmi selama sepekan, Momentum Idul Fitri banyak dimanfaatkan
oleh seluruh umat muslim untuk melaksanakan halal bi halal, tidak terkecuali
semua yang ada di Lapas ini,
Pelaksanaan pengajian akbar dalam
rangka halal bi halal ini dilaksanakan
pada hari Jumat tanggal 29 Juni 2018, pada pukul 13.00 s/d selesai, di Masjid At Taubah Lapas klas I Malang.
Kalapas
Klas I Malang, Bapak Farid Junaidi dalam kegiatan Pengajian Akbar di Pondok Pesantren At
Taubah Lapas klas I Malang menghadirkan penceramah dari Jakarta Ustad
WIJAYANTO, dan mengundang beberapa Tokoh Agama dan Ulama se-Kota Malang,
peserta pengajian diikuti oleh seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan dan santri
Ponpes At Taubah Lapas klas I Malang.
Bpk. Farid Junaidy, melalui Kabid
Pembinaan Bpk Syukron Hamdani Dalam
acara memperingati Halal bihalal dengan
menggelar Pengajian Akbar di Masjid At Taubah Lapas klas I Malang dengan menghadirkan
Ustad Wijayanto sebagai pembicara. Acara ini berjalan
dengan lancar dan seluruh WBP dan para santri
Ponpes At Taubah Lapas klas I Malang juga mengikuti pengajian tersebut
dengan penuh antusias dan khidmad.
Ditengah tengah sambutan Bpk. Farid, Beliau Mengangkat tema “evaluasi
pelaksanaan puasa ramadhan 1439 H/2018 M", dengan tujuan dalam rangka meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT, memupuk rasa cinta kepada Rasulullah SAW untuk
ikhtiar bersama kita ikuti keteladanan Akhlakul karimah Rasulullah dan
menjadikan WBP Lapas klas I Malang yang
semakin bertambah keimanan, religius dan berpotensi dalam masyarakat ” beliau juga
menghimbau kepada seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan untuk senantiasa
mendekatkan diri pada sang kholiq, berusaha untuk menjadi yang lebih baik dan
selalu menjaga lisan dan perbuatan, karena dari lisanlah awal dari kebaikan dan
keburukan, tegas beliau pada seluruh warga binaan pemasyarakatan yang hadir.
Ustad Wijayanto dalam
pengajiannya didepan WBP dan para santri Ponpes At Taubah menyampaikan
pentingnya manusia mengingat kematian. Karena kematian pasti menghampiri siapa
saja tidak peduli usianya sudah tua atupun muda, walaupun kebanyakan kematian
sering menghantui mereka yang masih remaja. Karena tak jarang dari remaja
mengalami banyak masalah dan musibah hingga berujung pada kematian, ” paparnya.
“Kematian bukan soal usia dan sakit karena banyak juga yang mati tidak
sedang mengalami sakit. Kematian juga telah meleburkan nama sesorang menjadi
sama yaitu disebut “jenazah”. Kematian juga akan meninggalkan kita pada hal yang dicintainya seperi
suami, istri, rumah mewah dan harta benda yang dimillikinya. Ustadz Wijayanto
juga mengingatkan bahwa kematian tidak bisa diprediksi atupun diramal oleh
siapapun.
Kematian adalah keniscayaan dalam
hidup sehingga kita dituntut untuk dapat membawa kita pada sifat positif :
1. Meningkatkan keimanan dalam
beribadah, sehingga terwujud kesadaran dalam diri.
2. Kesadaran bertobat, menjadikan
terpeliharanya dari penyakit hati.
3. Mencari ketenangan diri untuk
mencapai kualitas keimanan pribadi.
4. Jangan jadikan dirimu cenderung pada nafsu, maka dunia
akan membelokkanmu.
Dengan pembinaan kerohanian seperti inilah Warga Binaan
pemasyarakatan di lapas Klas I Malang mampu menjadi sosok religius dan menjadi
lebih baik dari sebelumnya, terbukti dari Ponpes At-Taubah inilah muncul
ustad-ustad pengajar ilmu Al-Qur’an, Dai, pelantun sholawat nabi,
Qori Al-Qur’an dan bahkan penghafal Al-Qur’an yang tak
kalah dari ponpes di luar lapas.
Dari Lapas Klas I Malang Team Creative Wartapas Melaporkan.
No comments:
Write comments