TABLIGH AKABAR OLEH ABU SANGKAN DI LAPAS KLAS I MALANG
Foto Team Creative Wartapas
Dalam rangka
memupuk mental spiritual bagi warga binaan pemasyarakatan klas I malang,
berbagai program pembinaan kemandirian dan kerohanianpun diterapkan dan
dilaksanakan di Lapas ini, adanya pondok pesantren At-Taubah di Lapas ini
dijadikan rujukan utama untuk memberi pembinaan spiritual dan kerohanian bagi
WBP (warga binaan pemasyarakatan, Bidang
kegiatan kerja Warga Binaan Pemasyarakatan atau Narapidana dalam hal ini adalah
dengan menciptakan dan membangun “Lapas satu malang menjadi Lapas yang mandiri dan
produktif” Diawali dengan langkah dasar
dalam pembentukan mental yaitu dengan sebuah Istighosah akbar dan ceramah agama
sebagai siraman rohani bagi WBP dan Tahanan yang beragama islam, hal tersebut adalah
wujud nyata dari tekad yang kuat lapas 1 malang
yang berkeinginan menjadikan lapas mandiri dan produktif , karena
mustahil bisa menjadikan lapas mandiri dan produktif jika WBP yang sebagai
modal dasar untuk menjadikan lapas mandiri dan produktif dalam kondisi rohani yang “Lemah” dan tingkat stress
yang tinggi, Salah satu obat untuk memperbaiki
kondisi “Jiwa atau Rohani” yang lemah tersebut adalah dengan memberikan “
Siraman” rohani yang salah satunya melalui istigosah akbar, ceramah dan
pengajian rutin yang sudah lama dilaksanakan di Lapas inI.
Dengan tekad
inilah pada Sabtu 07/07/2018 lalu Bpk
Farid Junaidi selaku Kalapas Klas I Malang dengan seluruh pejabat dan petugas
Lapas Klas I Malang melaksanakan Tabligh Akbar yang dilaksanakan di Masjid
At-Taubah dengan menghadirkan Da’i Ust. Abu Sangkan yang menjadi pimpinan pusat
Sholat center kota Malang, Tabligh Akbar ini bertujuan untuk mengenalkan
nilai-nilai sholat sebagai tiang agama, dalam sambutan Kalapas sendiri beliau
menghimbau kepada seluruh Warga Binaan Pemasyarakata untuk senantiasa
menjalankan sholat lima waktu,dan untuk memberikan manfaat terhadap para warga
binaan dalam kekhusyukan sholat dengan harapan para warga binaan Lapas klas I
Malang untuk mencapai pribadi yang bermusyahabah dengan Allah SWT. kegiatan ini
lebih banyak membahas tata cara sholat khusyu dalam pelaksanaan. peseta diajak
untuk secara langsung merasakan khusyu itu bagaimana bukan diterangkan tentang
keadan khusyu itu sendiri. sehingga para warga binaan dapat memperoleh
pengalaman spiritual dan diharapkan datang sekali langsung dapat merasakan
kekhusyuan tersebut.
Tidak sedikit
orang yang mengalami kesulitan untuk khusyuk dalam shalat. Selalu terpikirkan
harta, anak, keluarga, bahkan bisnis, dan lain sebagainya. Akibatnya, banyak
orang yang shalat hanya sekadar melepaskan kewajiban dan bukan kebutuhan.
''Sebenarnya,
shalat khusyuk itu mudah, asal mereka senantiasa sambung dengan Allah,'' ujar
Abu Sangkan, shalat khusyuk.-Setiap muslim ingin khusyu’, baik dalam ibadah
maupun kehidupan. Untuk meraihnya, ada yang berusaha dengan berkonsentrasi,
menyatu dengan alam, bahkan mengerjakan shalat dengan waktu yang panjang. Akan
tetapi kekhusyu’an tidak kunjung dirasakan. Sesulit itukah untuk mencapai
kekhusyu’an?
Dalam ceramah Abu Sangkan
menerangkan Khusyu’ adalah hadiah, sehingga tidak akan teraih dengan cara
memaksa. Khusyu’ harus ditunggu
kedatangannya dengan sabar, syukur, berserah diri serta tertib. Memang, dengan
cara berkonsentrasi, panjangnya waktu shalat, atau berdzikir lama juga dapat membawa
hamba abid menuju kekhusyu’an. Khusyu’
dalam ibadah belum tentu membawa kekhusyu’an dalam kehidupan. Bagi yang
berusaha menyatu dengan alam, mereka merasa mendapatkan ketenangan jiwa. Namun,
itu bukan kehidupan yang khusyu’yang
sebenarnya. Kekhusyu’an tersebut hanya ditakar dari hitungan dunia. Sedangkan
khusyu, memiliki kaitan dengan akhirat.
Pada
dasarnya Islam adalah pola hidup yang harus didukung oleh kesadaran tertinggi.
Oleh sebab itulah, shalat wajib lima waktu harus dijalankan dengan kesadaran
penuh, dan tidak diperbolehkan menutup mata. Bahkan gerakan dan lisan harus
senantiasa tetap terjaga oleh niat, arti serta tujuannya, sehingga tidak susut,
sebab lalai karena sudah terbiasa atau begitu rutinnya.
Oleh karena
itu, seharusnya shalat senantiasa dijalankan dalam kesadaran penuh , tertib
secara lisan dan gerakan, tidak kehilangan niat, maksud, tujuan serta
melakukannya hanya karena Allah. Begitu pula kala menjalani segala akitivitas
kehidupan. Kerjakan karena Allah dengan disertai niat jelas, maksud, tujuannya. Pola hidup Islami akan membuat umat islam
otomatis berdzikir mengingat Allah pada saat berdiri, duduk dan tidur. Dengan
begitu, InsyaAllah hadiah khusyu dalam beribadah maupun khusyu dalam keseharian
yang didambakan akan kita didapatkan. Imbuh abu sangkan dalam ceramahnya.
Tabliq akbar
ustad Abu Sangkan di Masjid At Taubah Lapas klas I Malang,dengan tema Sholat
sebagai Tiang Agama, dalam kajiannya ustad abu sangkan lebih banyak membahas
bagaimana sholat sebagai sarana mencegah stress, dalam artian bagaimana sholat
dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. ketika seseorang tidak stress
maka otomatis dia akan tercegah dari kejahatan. orang yang korupsi, pencuri,
atau orang yang mudah marah merupakan indikasi bahwa dirinya stress.
Khusyu’
apabila diraih dapat dikenali dengan bebarapa ciri. Mata batin terbuka sehingga
menjadi terasa sangat haru kala mengingat Allah, akhirat, surga, Rasulullah,
dosa-dosa serta hal lain terkait ruhani manusia. Rasa haru tersebut membuat
subjeknya merasa tergores rindu pada hatinya. Meneteslah air mata. Bahkan hingga
menangis tersedu-sedu.
Dengan adanya
program pembinaan kerohanian seperti inilah diharapkan bisa menumbuhkan rasa
cinta pada sang kholiq dan para warga binaan pemasyarakatan bisa menjadi
seorang imam bagi keluarga bahkan orang lain disekitarnya.
Dari Lapas Klas I Malang Team
Creative Wartapas Melaporkan.
No comments:
Write comments